Selasa, 19 Mei 2009

Menyolok atau Mencolok ya??... Kok jadi bingung??.. .

Kita sering mendengar 2 kata yang hampir sama. misalnya saja kata "menyolok" dan "mencolok". Diantara kedua kata itu manakah yang benar menurut kaidah pembentukan bahasa Indonesia? Lebih jelasnya kita lihat kutipan berikut!
Untuk mengetahui manakah diantara kedua bentukan kata di atas yang benar adalah dengan cara menentukan kata dasar dari masing-masing kata tersebut. Dari kedua kata di atas, kata dasar yang bisa dipakai untuk pembentukan kata tersebut adalah kata "colok".Perbedaan pembentukan kata itu timbul karena adanya perbedaan pemahaman mengenai proses terjadinya bentukan kata tersebut. sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, kata dasar yang berawal fonem /c/, misalnya cuci dan cium, jika mendapat imbuhan me-, maka kata itu akan berubah menjadi mencuci dan mencium. bukan menyuci dan menyium, karena fonem /c/ pada awal kata dasar tidak luluh.
Begitu juga dengan kata colok, apabila mendapat imbuhan me- akan berubah bentuknya menjadi mencolok bukan menyolok.

Kamis, 14 Mei 2009

Mari Berbahasa Dengan Baik

Bahasa tidak akan lepas dari kehidupan manusia. Berbahasa tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Tetapi yang paling penting dalam proses berbahasa adalah bagaimana orang bisa memahami dan menerima bahasa yang kita sampaikan. Berikut ini adalah enam prinsip dalam berbahasa yang baik, yaitu:

· Berbahasa dengan jujur

o Berbahasa dengan jujur maksudnya berbicara apa adanya, tidak ada yang disembunyikan dari apa yang dibicarakan.

· Berbahasa yang bisa diterima masyarakat

o Berbahasa yang bisa diterima masyarakat maksudnya disampaikan sesuai dengan bahasa diomana masyarakat tinggal.

· Berbahasa dengan jelas

o Berbahasa dengan jelas maksudnya menyampaikan pesan dengan jelas dan tidak berbelit-belit atau langsung pada pokok pembicaraan agar pendengar tidak merasa bingung.

· Berbahasa yang mudah (komunikatif)

o Berbahasa secara komunikatif maksudnya berbicara sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh lawan bicara agar lawan bicara merasa nyambung ketika diajak bicara.

· Berbahasa secara lemah lembut

o Berbahasa secara lemah lembut maksudnya berbicara dengansopan, lemah lembut, dengan bahasa yang halus agar orang lain tidak merasa disindir.

· Berbahasa secara mulia

o Berbahasa yang mulia maksudnya berbicara dengan memberikan peghargaan atau penghormatan kepada lawan bicara agar lawan bicara merasa dihormati.

Rabu, 29 April 2009

Bahasa dan Penggunaannya

A. Pengertian Bahasa
Bahasa dapat kita artikan sebagai rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu. rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata, melambangkan suatu konsep. umpamanya perkataan kuda melambangkan konsep sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai dan lambang bahasa spidol melambangkan makna sejenis alat tulis bertinta. demikian halnya dengan perkataan gunung atau burung merpati sebenarnya merupakan lambang yang kita untuk konsep atau objek tertentu.

B. Fungsi Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. dengan adanya bahasa memungkinkan kita untuk berpikir secara bstrak. kita dapat memikirkan sesuatu meskipun objek yang kita pikirkan itu tidak berada di sekitar kita. dengan simbol-simbol bahasa yang abstrak, kita dapat memikirkan sesuatu secara terus menerus dan kemudian mewariskan pengalamannya itu kepada generasi-generasi berikutnya. kita dapat pula mengkomunikasikan sesuatu yang kita pikirkan dan dapat pula belajar sesuatu dari orang lain.
Kita pun dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita. kita dapat menyampaikan segala hal yang berkecamuk dalam pikiran dan hati kita, tidak hanya dengan ekspresi dan gerak-gerik tubuh, tetapi juga dengan bahasa. dibandingkan dengan yang lainnya, bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif. dengan bahasa itulah kita dapat menyatakan kegembiraan, kesedihan, harapan, dan perasaan-perasaan lainnya. dengan bahasa, perasaan-perasaan itu dapat dimengerti orang lain dengan mudah.

C. Keragaman Bahasa
Ragam bahasa menurut sarananyalazim dibagi atas ragam lisan dan ragam tulis. keduanya berbeda dalam hal berikut:
1. kalimat-kalimat dalam ragam bahasa lisan umumnya pendek-pendek, terputus-putus dan terdapatnya fungsi-fungsi kalimat yang dilesapkan. ragam bahasa lisan cenderung memunculkan percakapan seperti gimana, gini, oh, dong, dan sebagainya.
2. penggunaan bahasa secara tulis perlu dicermati. hal ini karena pihak yang diajak komunikasi tidak berhadapan secara langsung. untuk menjamin efektifnya penyampaian pesan, fungsi gramatikal, dan hubungan diantaranya harus lengkap dan nyata. untuk mengungkapkan persetujuan misalnya, kita tidak mungkin menyatakannya dengan anggukan kepala, melainkan dengan kata ya.